Doumo~!
Salam sejahtera,
Sudah sangat lama ya saya tidak memposting artikel (。・ε・。). Kali ini saya ingin berbagi ilmu mengenai Agama Jepang. Kenapa saya tertarik memposting ini? Ya karena saya adalah mahasiswa Religous Studies dan juga menyukai berbagai hal yang menyangkut Jepang. Oke readers, check this out! (o^-')b
Bangsa Mongol pertama kali
memasuki Jepang Selatan dan Jepang Tengah melalui Korea. Mereka berpisah-pisah
dengan membentuk suku-suku diberbagai penjuru Jepang. Namun seiringnya waktu,
kemudian suku Yamato lah yang berkuasa.
Setiap
orang atau suku memiliki dewanya sendiri. Kadang mereka anggap dewa sebagai roh
nenek moyang. Kehidupan di Jepang pada masa itu digambarkan dengan adanya matsurigoto
yang identik dengan “pemerintahan” atau “upacara keagamaan”
Segala
hal yang membuat emosi takut seperti gunung-gunung, pohon-pohon, atau gejala
alam lainnya mereka anggap sebagai dewa atau roh nenek moyang mereka. Mereka
menggambarkan dewa-dewa seperti manusia namun memiliki kekuasaan dan
sifat-sifat yang kabur. Dewa-dewa itu disebut Kami.
Dengan
kemenangan suku Yamato, maka dewa-dewa dari sukunya pun dianggap lebih unggul.
Kepala suku adalah pemimpin dan sekaligus pendeta utama. Pada abad ke-lima,
kultus dan tradisi keagamaan dipusatkan pada Dewi Matahari.
Masalah
ada pada sejarah agama Shinto. Awal mulanya langit, bumi, prinsip laki-laki,
dan prinsip perempuan masih disatukan tanpa dibeda-bedakan. Namun, penganut
agama Shinto percaya bahwa kemudian ada unsur-unsur ringan yang membentuk
langit dan unsur-unsur berat yang membentuk bumi. Dari dua unsur tersebut
muncul awan putih yang disebut Kami atau dikenal dengan Dewa Langit
Tengah. Kemudian darinya muncul Dewa Pencipta Utama dan Dewa Pencipta
Dewa. Mereka juga disebut Tiga Dewa Pencipta. Kemudian muncul Izanagi
dan Izanami. Izanagi adalah prinsip laki-laki dan Izanami adalah
prinsip perempuan. Mereka muncul dari awan putih (Dewa Langit Tengah) atau “Jembatan
terapung di Langit”. Mereka melahirkan dewa bumi, angin, air, gunung, makanan,
api, dan lain sebagainya. Pada saat melahirkan dewa api, Izanami mati dan
pindah ke dunia bawah atau Yomi. Yomi adalah dunia bagi orang-orang
setelah meninggal. Izanagi pergi menemui Izanami di Yomi, namun perbuatan
Izanagi tersebut adalah sebuah pelanggaran dan telah mengotori dirinya. Izanagi
pun pergi menyucikan diri dengan air di Laut. Air basuhan dari mata kanan
jadilah Amaterasu atau Dewi Matahari, air basuhan dari mata kiri jadilah
Tsuki-yomi atau Dewa Bulan, dan air basuhan dari hidung jadilah Susanowo
atau Dewa Laut dan Gelombang. Amaterasuomi-kami memiliki cucu yaitu
Ninigi-no-mikoto. Dia diperintahkan untuk memimpin bumi dan diberi jaminan
menguasainya selama-lamanya. Ninigi-no-mikoto memiliki putra yang bernama Jimmu
Tommu. Dia pun menjadi kaisar pertama Jepang dari suku Yamato. Dari garis
inilah Shinto mengajarkan Negara Jepang manusia. Seiringnya waktu berdasarkan
politik, para pejabat setuju kaisar memeluk agama baru, karena Jepang ingin
bersekutu dengan Korea. Dari sini lah penyiar dan sarjana agama Korea dan Cina
masuk ke Jepang membawa kebudayaan yang lebih tinggi dibanding kebudayaan asli.
Amaterasu
Sebenarnya
banyak pertentangan dari pemimpin dan rakyat, namun orang Jepang yang menganut
paham liberal penasaran terhadap agamaa Buddha. Banyak konflik terjadi, namun
akhirnya kemenangan ada di tangan liberal.Pangeran Shotoku (574-622)
adalah orang pertama yang bersungguh-sungguh mempelajari agama Buddha dan
menganutnya dengan penuh kepercayaan. Unsur ajaran Buddha yang terpenting di
Jepang adalah transenden dan pembelakangan dunia. Oleh karena itu, Pangeran
Shotoku mengemukakan “Dunia itu palsu; Kebenaran hanyalah Buddha sendiri”.
Beliau pun membuat undang-undang yang disebut Undang-undang 17 Pasal.
Meski dipengaruhi agama Konfusius, namun dasar dari undang-undang tetaplah
ajaran Buddha. Pasal kedua dari undang-undang tersebut memiliki redaksi : “Menghormati
dengan tulus ikhlas terhadap tiga hal utama: Buddha, undang-undang, dan tempat
peribadatan....Karena ini semua objek peribadatan yang paling penting diseluruh
negeri”.
Pangeran Shotoku
Pada
masa Pangeran Shotoku, agama Buddha berkembang dengan pesat. Agama
Buddha pun menjadi agama negara. Pada 604 M didirikan klenteng pertama di Horyuji.
Pada masa Asuka (562-628) banyak masyarakat terpandang yang memeluk
agama Buddha. Semakin berlomba-lomba juga mereka dalam mendirikan klenteng.
Mereka juga dikirim ke Cina untuk memperdalam agama Buddha. Dari sinilah garis
keturunan kaisar mulai terlihat.
Horyuji Temple
Simbol-simbol
kekuasaan suku Yamato adalah cermin, permata, dan pedang. Ada kemungkinan
cermin melambangkan matahari, permata melambangkan bulan, dan pedang
melambangkan petir. Simbol-simbol tersebut dianggap sebagai warisan dari Amaterasu
kepada Ninigi-no-mikoto. Suku lain pun menyetujui simbol ini, dan sampai
sekarang dijadikan simbol kekaisaran secara turun temurun. Teori ini juga yang
menjadi acuan asal usul bangsa Jepang.
Antara
abad ketiga dan keenam, akibat hubungan dengan Korea, Jepang mulai menerima
berbagai pengaruh dari luar. Sarjana dari Korea bernama Wani mengajarkan
etika agama Konfusius. Berbagai paham dimasukan di masa ini. Namun tak ada
satupun yang masuk dibawa atas nama agama. Ekspedisi-ekspedisi kecil pun
membawa Jepang berhubungan dengan agama Buddha. Namun, sebelum abad keenam
belum terlihat jelas kegiatan-kegiatan agama Buddha di Jepang.
Referensi : : Ali, Mukti. 1976. Agama
Jepang. Yogyakarta: PT Bagus Arafah.
Gambar 1 : https://qibash.files.wordpress.com/2011/02/red_torii_nara.jpg
Gambar 2 : http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/2012/12/01/3549148_20121201103707.jpg
Gambar 3 : http://www.onmarkproductions.com/assets/images/shotoku-taishi-horyuji-edo-era-painting.gif
Gambar 4 : http://www.japan-guide.com/community/img/816663_828.jpg
Nah, gimana? Saya kira Amaterasu sama Tsukiyomi itu cuma ada di Naruto ternyata ngga ya ヽ(゜▽、゜)ノ. Maaf ya bentuknya kayak resume hahaha... Ya seenggaknya dapat menambah ilmu, dan minta do'a nya kepada readers, semoga saya bisa ke Jepangnya langsung buat meneliti (´∀`) wwwwww
Sekian dari saya.
Salam sejahtera (^_^)v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar